Saturday, 16 November 2013

CACAR / SMALLPOX (part 4. manajemen terapi)

Secara khusus tidak ada terapi yang membuat penderita cacar sembuh. Sedangkan vaksinasi yang diberikan menjadi sangat efektif untuk mencegah terjadinya cacar, dan apabila pemberian vaksin setelah terjadinya eksposure /pajanan , dapat membantu menurunkan tingkat beratnya penyakit.

Adapun terapi yang dapat diberikan adalah :
1. Terapi Causatif
     Terapi ini bertujuan membantu mengurangi replikasi virus , dengan pemberian obat-obat antiviral      seperti asyclovir dengan merek bermacam-macam dan isoprinosine.

      



 Dosis Asiclovir yang diberikan untuk dewasa berkisar 800 mg x 5 kali sehari. artinya tiap kali minum sebanyak 800 mg yang diminum tiap 4 jam , tanpa disertai dosis untuk malam hari. Jadi bila menggunakan sediaan tablet 400 mg, maka tiap kali minum obat sebanyak 2 buah.

Untuk anak-anak , ada baiknya dalam bentuk sirup, yang sering digunakan adalah isoprinosine yang isinya methisoprinol yang dosisnya 50-100 mg/kgbb diminum 3-4 kali sehari (tiap 5 jam tanpa dosis malam hari)
 jadi bila tertulis isopronusine 250 mg/5 ml, berarti untuk anak yang beratnya 10 kg, maka diberikan 1/2-1 sendok teh tiap kali minum obat.

 Untuk perawatan ruam (papule, vesikel, pustule dan scabs) biasanya diberikan cairan antiseptik dengan tujuan untuk kompres dan menghilangkan debris (sisa-sisa kulit mati) seperti PK (Permanganas Kalium), rivanol, cairan dettol.
Setelah dikompres dengan cairan antiseptik tersebut, sebaiknya diberikan salep antiviral, seperti salep acyclovir. walaupun ada beberapa pendapat, pada fase ruam awal tidak terlalu bermanfaat dikarenakan virus berada didasar papule/vesikel, tetapi bisa diberikan untuk pencegahan bila terjadi pecahnya vesikel.

Sedangan terapi antibiotik, diperlukan bila terjadi infeksi bakteri yang sering mengikuti pada saat daya tahan tubuh menurun ataupun pada saat pecahnya vesikel dan keropeng. bila terjadi infeksi tersebut, maka akan memperberat kondisi penderita.
untuk itu diperlukan juga antibiotik baik sebagai pengobatan anti bakteri maupun sebagai profilaksis(Pencegahan) seperti amoxicilin dan eritromisin.

 2. Terapi symptomatis

Pada terapi symtomatis diberikan obat untuk mengurangi gejala yang timbul akibat infeksi virus tersebut kedalam tubuh.
Demam : parasetamol, ibuprofen
Mual / muntah : metochlorpropamide, domperidone
Sakit kepala, sakit badan : asam mefenamat, tramadol

     
    

3. Terapi Supprotif
Terapi ini untuk membantu mempercepat penyembuhan penyakit ,misalnya
Pemberian vitamin
bed rest (istirahat) : selain memang sulit beraktivitas, istirahat di rumah merupakan salah satu cara mencegah penularan.
makan makanan bergizi, banyak minum dan makan buah.tidak ada pantangan makanan khusus ya..

 Catatan :
Dikarenakan banyaknya obat yang akan diminum untuk mengatasi penyakit ini akibat keluhan yang diberikan pasien pada dokternya, maka saya sarankan untuk lebih bijak mengkonsumsi obat-obat tersebut.
Contoh : obat demam dan obat sakit kepala terkadang diberikan bersamaan, padahal kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama, sehingga sebaiknya bila dirasakan demam tinggi disertai sakit kepala, cukup dengan minum parasetamol atau ibuprofen saja.
Obat yang penting diminum adalah antiviral, rutin dan teratur. sedangkan obat yang lain hanya bersifat bila diperlukan.














No comments:

Post a Comment