Salam sehat selalu temans..
setelah sekian lama vakum dan terlalu sibuk dalam urusan yang tak berujung, hari ini saya mencoba kembali menulis yang sebetulnya memang bakat alami yang dibawa sejak lahir ..(ciee,,ciee..)
ya,..
minimal itulah cita-cita saya sejak kecil, menjadi guru..
karena sekarang menjadi dokter, maka saya lebih bahagia bila bisa membagikan apa yang saya ketahui kepada orang disekitar
silahkan mengikuti tulisan saya selanjutnya
Praktek dr.Hj.Desy Agustini
Saturday, 19 November 2016
Monday, 18 November 2013
BRONCHITIS
Overview
Bronchitis atau Cold Chest, adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan di Bronchus. Apa yang dimaksud dengan Bronchus? Bronchus adalah salah satu tabung penyalur udara pada sistem Respiratory (pernafasan) di tubuh manusia, yang dalam bentuk jamak menjadi Bronchi.
Bronchitis atau Cold Chest, adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan di Bronchus. Apa yang dimaksud dengan Bronchus? Bronchus adalah salah satu tabung penyalur udara pada sistem Respiratory (pernafasan) di tubuh manusia, yang dalam bentuk jamak menjadi Bronchi.
Patogenesis
Bronchitis mempunyai gejala utama berupa batuk, disertai nyeri dada dan sesak napas, dimana Bronchus mengalami pembengkakan dan berlendir. Hal ini sering terjadi setelah infeksi saluran
pernapasan atas seperti flu.
Berdasarkan onset waktu, bronchitis dibagi menjadi 2 :
1. Bronchitis Acute
Gejala bisa berlangsung 2-8 minggu.
2. Bronchitis Chronic
Pada bronchitis kronis berlangsung lebih lama, sekitar 3 bulan dalam setahun mengalami batuk berlendir setiap hari..
Penyebab Bronchitis
Beberapa jenis virus , paling sering :
RSV ( Respiratory Syncitial Virus )
adenovirus
influensa
parainfluenza
Bakteri , jarang terjadi
Polutan ( bahan kimia udara atau iritasi )
Tanda dan Gejala Bronchitis Pada 2-3 hari pertama mulai muncul gejala :
Batuk berlendir ( mungkin tanpa lendir beberapa hari pertama )
Nyeri di dada
Sering merasa lelah
sakit kepala ringan
Nyeri tubuh ringan
Demam ringan (<38 ° C)
mata berair
sakit tenggorokan
Dan beberapa hari kedepan, keluhan dapat bertambah berat :
Suhu lebih tinggi dari 38 ° C
Demam dan batuk dengan lendir semakin kental atau disertai darah
gangguan jantung dan paru
Sesak napas atau kesulitan bernapas
Keluhan bisa berulang selama 3 minggu
Suhu lebih tinggi dari 38 ° C
Demam dan batuk dengan lendir semakin kental atau disertai darah
gangguan jantung dan paru
Sesak napas atau kesulitan bernapas
Keluhan bisa berulang selama 3 minggu
Cara penyebaran :
Bila penyebab Bronchitis berasal dari virus dan bakteri, maka penularan dapat terjadi pada saat penderita batuk atau bersin. Percikan air ludah /droplet dari saluran pernapasan tersebar ke udara, droplet ini dapat menempel langsung di mulut atau hidung orang lain dan bisa juga menyentuh benda-benda yang terkontaminasi, sehingga menyebabkan infeksi.
Manajemen Therapy
1. Terapi Kausatif
2. Terapi Symptomatis
Batuk : dapat diberi obat batuk yang bisa mengeluarkan dahak/lendir seperti yang mengandung gliceryl guaicolat, ambroxol atau bromhexin.
Sesak nafas : sesak nafas dapat disebabkan tersumbatnya saluran pernafasan karena inflamasi bisa dibantu dengan pemberian psudoefedrin . Inflamasi bisa dikurangi dengan pemberian methilprednisolon terutama yang mempunyai riwayat alergi seperti asma.
Demam : parasetamol atau ibuprofen
Hati-hati penggunaaan obat yang mengandung dextrometorphan pada kasus ini, karena bisa membuat bertambah sesak terutama pada anak-anak karena efeknya yang kuat menekan batuk, sedangkan reflek batuk merupakan reaksi tubuh terhadap adanya benda asing disaluran nafas seperti lendir/dahak yang menutupi bronchus.
Bila kondisi sesak nafas atau kesulitan bernafas terlalu berat, maka dapat disarankan untuk dilakukan nebulisasi.
3. Terapi Supportif
Bed rest (istarahat)
Menghindari sumber alergen seperti iritasi dari asap dan debu sunblasting
, mengurangi konsumsi makanan berminyak dan pedas
minum air hangat
menggunakan masker wajah
Hindari merokok
Saturday, 16 November 2013
CACAR / SMALLPOX (part 4. manajemen terapi)
Secara khusus tidak ada terapi yang membuat penderita cacar sembuh. Sedangkan vaksinasi yang diberikan menjadi sangat efektif untuk mencegah terjadinya cacar, dan apabila pemberian vaksin setelah terjadinya eksposure /pajanan , dapat membantu menurunkan tingkat beratnya penyakit.
Adapun terapi yang dapat diberikan adalah :







Dosis Asiclovir yang diberikan untuk dewasa berkisar 800 mg x 5 kali sehari. artinya tiap kali minum sebanyak 800 mg yang diminum tiap 4 jam , tanpa disertai dosis untuk malam hari. Jadi bila menggunakan sediaan tablet 400 mg, maka tiap kali minum obat sebanyak 2 buah.
Untuk anak-anak , ada baiknya dalam bentuk sirup, yang sering digunakan adalah isoprinosine yang isinya methisoprinol yang dosisnya 50-100 mg/kgbb diminum 3-4 kali sehari (tiap 5 jam tanpa dosis malam hari)
jadi bila tertulis isopronusine 250 mg/5 ml, berarti untuk anak yang beratnya 10 kg, maka diberikan 1/2-1 sendok teh tiap kali minum obat.
Untuk perawatan ruam (papule, vesikel, pustule dan scabs) biasanya diberikan cairan antiseptik dengan tujuan untuk kompres dan menghilangkan debris (sisa-sisa kulit mati) seperti PK (Permanganas Kalium), rivanol, cairan dettol.
Setelah dikompres dengan cairan antiseptik tersebut, sebaiknya diberikan salep antiviral, seperti salep acyclovir. walaupun ada beberapa pendapat, pada fase ruam awal tidak terlalu bermanfaat dikarenakan virus berada didasar papule/vesikel, tetapi bisa diberikan untuk pencegahan bila terjadi pecahnya vesikel.
Sedangan terapi antibiotik, diperlukan bila terjadi infeksi bakteri yang sering mengikuti pada saat daya tahan tubuh menurun ataupun pada saat pecahnya vesikel dan keropeng. bila terjadi infeksi tersebut, maka akan memperberat kondisi penderita.
untuk itu diperlukan juga antibiotik baik sebagai pengobatan anti bakteri maupun sebagai profilaksis(Pencegahan) seperti amoxicilin dan eritromisin.
2. Terapi symptomatis
Pada terapi symtomatis diberikan obat untuk mengurangi gejala yang timbul akibat infeksi virus tersebut kedalam tubuh.
Demam : parasetamol, ibuprofen
Mual / muntah : metochlorpropamide, domperidone
Sakit kepala, sakit badan : asam mefenamat, tramadol

Pemberian vitamin
bed rest (istirahat) : selain memang sulit beraktivitas, istirahat di rumah merupakan salah satu cara mencegah penularan.
makan makanan bergizi, banyak minum dan makan buah.tidak ada pantangan makanan khusus ya..
Catatan :
Dikarenakan banyaknya obat yang akan diminum untuk mengatasi penyakit ini akibat keluhan yang diberikan pasien pada dokternya, maka saya sarankan untuk lebih bijak mengkonsumsi obat-obat tersebut.
Contoh : obat demam dan obat sakit kepala terkadang diberikan bersamaan, padahal kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama, sehingga sebaiknya bila dirasakan demam tinggi disertai sakit kepala, cukup dengan minum parasetamol atau ibuprofen saja.
Obat yang penting diminum adalah antiviral, rutin dan teratur. sedangkan obat yang lain hanya bersifat bila diperlukan.
Adapun terapi yang dapat diberikan adalah :
1. Terapi Causatif
Terapi ini bertujuan membantu mengurangi replikasi virus , dengan pemberian obat-obat antiviral seperti asyclovir dengan merek bermacam-macam dan isoprinosine.Dosis Asiclovir yang diberikan untuk dewasa berkisar 800 mg x 5 kali sehari. artinya tiap kali minum sebanyak 800 mg yang diminum tiap 4 jam , tanpa disertai dosis untuk malam hari. Jadi bila menggunakan sediaan tablet 400 mg, maka tiap kali minum obat sebanyak 2 buah.
Untuk anak-anak , ada baiknya dalam bentuk sirup, yang sering digunakan adalah isoprinosine yang isinya methisoprinol yang dosisnya 50-100 mg/kgbb diminum 3-4 kali sehari (tiap 5 jam tanpa dosis malam hari)
jadi bila tertulis isopronusine 250 mg/5 ml, berarti untuk anak yang beratnya 10 kg, maka diberikan 1/2-1 sendok teh tiap kali minum obat.
Untuk perawatan ruam (papule, vesikel, pustule dan scabs) biasanya diberikan cairan antiseptik dengan tujuan untuk kompres dan menghilangkan debris (sisa-sisa kulit mati) seperti PK (Permanganas Kalium), rivanol, cairan dettol.
Setelah dikompres dengan cairan antiseptik tersebut, sebaiknya diberikan salep antiviral, seperti salep acyclovir. walaupun ada beberapa pendapat, pada fase ruam awal tidak terlalu bermanfaat dikarenakan virus berada didasar papule/vesikel, tetapi bisa diberikan untuk pencegahan bila terjadi pecahnya vesikel.
Sedangan terapi antibiotik, diperlukan bila terjadi infeksi bakteri yang sering mengikuti pada saat daya tahan tubuh menurun ataupun pada saat pecahnya vesikel dan keropeng. bila terjadi infeksi tersebut, maka akan memperberat kondisi penderita.
untuk itu diperlukan juga antibiotik baik sebagai pengobatan anti bakteri maupun sebagai profilaksis(Pencegahan) seperti amoxicilin dan eritromisin.
2. Terapi symptomatis
Pada terapi symtomatis diberikan obat untuk mengurangi gejala yang timbul akibat infeksi virus tersebut kedalam tubuh.
Demam : parasetamol, ibuprofen
Mual / muntah : metochlorpropamide, domperidone
Sakit kepala, sakit badan : asam mefenamat, tramadol
3. Terapi Supprotif
Terapi ini untuk membantu mempercepat penyembuhan penyakit ,misalnyaPemberian vitamin
bed rest (istirahat) : selain memang sulit beraktivitas, istirahat di rumah merupakan salah satu cara mencegah penularan.
makan makanan bergizi, banyak minum dan makan buah.tidak ada pantangan makanan khusus ya..
Catatan :
Dikarenakan banyaknya obat yang akan diminum untuk mengatasi penyakit ini akibat keluhan yang diberikan pasien pada dokternya, maka saya sarankan untuk lebih bijak mengkonsumsi obat-obat tersebut.
Contoh : obat demam dan obat sakit kepala terkadang diberikan bersamaan, padahal kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama, sehingga sebaiknya bila dirasakan demam tinggi disertai sakit kepala, cukup dengan minum parasetamol atau ibuprofen saja.
Obat yang penting diminum adalah antiviral, rutin dan teratur. sedangkan obat yang lain hanya bersifat bila diperlukan.
Subscribe to:
Comments (Atom)